Rabu, 03 Juli 2013

MITOS BANJAR



MITOS KUYANG DI KALSEL :
JADI HANTU GARA-GARA DIMADU

Oleh Tajuddin Noor Ganie, M.Pd.

Hantu kuyang adalah istilah yang dipergunakan oleh etnis Banjar di Kalsel untuk menyebut sejenis hantu pengisap darah yang berasal dari jelmaan seorang wanita penekun ilmu sesat untuk tujuan pengasihan. Para penekun ilmu hitam ini biasanya adalah seorang istri yang hidup dipoligami oleh suaminya. Akibat menekuni ilmu hitam ini maka wanita yang bersangkutan selalu tampak cantik jelita, sehingga dengan sendirinya sangat disayangi suaminya.
Persaingan melawan madunya yang berlangsung dalam suasana eksplosif membuatnya nekad menekuni ilmu hitam ini. Sungguh malang nasib wanita seperti ini, gara-gara poligami akhirnya ia terpaksa menempuh jalan sesat : hidup menjadi hantu (jadi hantu gara-gara poligami).Tapi, untuk membuat agar wajahnya tetap cantik jelita, ia harus mengisap darah sesama wanita. Konon, wanita penekun ilmu hitam ini suka sekali berjalan-jalan ke luar masuk kampung orang pada siang hari. Tujuannya adalah mencari informasi tentang siapa saja wanita yang sedang hamil tua di kampung-kampung yang dimasukinya itu.
Malam hari, ia akan kembali ke kampung tempat di mana diperkirakan akan ada wanita hamil yang bersalin. Kali ini ia tidak lagi berjalan kaki, tetapi terbang di angkasa. Wujudnya tidak lagi cantik jelita, tetapi sangat mengerikan. Konon, sebelum terbang ia terlebih dahulu melepaskan sebagian besar anggota tubuhnya.
Ketika terbang mencari mangsa ia cuma membawa kepala dan usus perutnya saja. Usus perutnya konon mengeluarkan sinar kemilau jika terkena cahaya lampu atau sinar bulan (seperti lampu pesawat terbang). Bagian anggota tubuhnya yang tidak ikut dibawa terbang disembunyikannya di suatu tempat yang sangat rahasia (top secret) di dalam rumahnya.
Petualangannya mencari mangsa pada malam hari tentu saja sangat besar risikonya. Konon, jika ada orang lain nun di bawah sana melihatnya sedang terbang, lalu orang itu mengacung-acungkan alat pengaut nasi ke arahnya, maka ia tanpa ampun akan jatuh berdebum ke tanah.
Nasib buruk juga akan dialaminya jika ada orang lain mengetahui tempat penyimpanan tubuhnya. Tubuhnya akan diisi orang dengan pecahan kaca, sehingga ia akan mengalami kesakitan yang amat sangat ketika akan memasukan kembali untaian ususnya ke dalam tubuhnya itu.
Keberadaan hantu kuyang di suatu tempat sudah barang tentu tidak boleh dibiarkan terlalu lama. Lebih-lebih jika di sekitar tempat itu terdapat seorang ibu yang tengah hamil tua. Jika tidak segera diusir, hantu kuyang itu akan mengancam keselamatan ibu hamil tua dimaksud.
Salah satu sarana yang sering digunakan orang untuk mengusir hantu kuyang dimaksud adalah mantra Sumpah Serapah. Berikut ini dikutipkan beberapa buah mantra Sumpah Serapah pengusir hantu kuyang dimaksud.

SUMPAH SARAPAH PENGUSIR HANTU KUYANG (1)

Bismillaa hirrahmaa nirrahiim
Husy
Buyung kadana kadini
Jangan ikam badiam
Di kulit Adam
Kulit Adam pahit wan panas
Kadiaman ikam
Di langit rungkang
Bumi rungkang
Sirih madi waringin
Asalnya api hangus
Asalnya air hancur
Asalnya bumi lamah
(Sunarti dkk, 1978:180)


Sumpah Sarapah di atas dibacakan sebagai sarana magis untuk mengusir hantu kuyang. Hantu kuyang ini harus segera diusir, karena jika tidak bisa membahayakan keselamatan jiwa wanita yang sedang melakukan persalinan (darahnya akan habis diisap oleh hantu kuyang. Sumpah sarapah di atas dibacakan secara berulang-ulang dengan hitungan ganjil 3,5,7 dst).
Modus operandi pengusirannya yang sudah lajim dilakukan oleh para dukun beranak (bahasa Banjar : bidan kampung), adalah dengan cara menyebut-nyebut nama hantu kuyang yang bersangkutan (Buyung Kadana Kadini). Konon, Buyung Kadana Kadini (dan para hantu jahat lainnya) sangat takut kepada manusia yang mengetahui asal-asul kejadiannya atau riwayat penciptaannya.
Pengetahuan manusia (dukun beranak) tentang asal-usul kejadian atau riwayat penciptaan Buyung Kadana Kadini disimbolkan secara semiotik melalui penyebutan nama aslinya yang terdaftar di lauhul mahfuz, dan penyebutan tempat tinggalnya (yakni : di langit rungkang, di bumi rungkang, dan di sirih madi waringin, bahasa Banjar, artinya di langit berlubang, di bumi berlubang, dan di daun benalu yang tumbuh di pohon beringin).

SUMPAH SARAPAH PENGUSIR HANTU KUYANG (2)
Atma saupi
Aku tahu asal ikam
Ikam karak api naraka
Naraka jahanam
(Sunarti dkk, 1978:185)
Sumpah Sarapah di atas dibacakan sebagai sarana magis untuk mengusir hantu kuyang. Hantu kuyang ini harus segera diusir, karena jika tidak bisa membahayakan keselamatan jiwa wanita yang sedang melakukan persalinan (darahnya akan habis diisap oleh hantu kuyang. Sumpah sarapah di atas dibacakan secara berulang-ulang dengan hitungan ganjil 3,5,7 dst).
Modus operandi pengusirannya yang sudah lajim dilakukan oleh para dukun beranak (bahasa Banjar : bidan kampung), adalah dengan cara menyebut-nyebut namanya (Atma Saupi), dan mengungkit-ungkit asal-usulnya sebagai makhluk yang diciptakan Allah Swt dari kerak api neraka yang membara (ikam karak api naraka).

SUMPAH SARAPAH PENGUSIR HANTU KUYANG (3)
Bismillaa hirrahmaa nirrahiim
Aku tahu asal ikam
Karak kuriping api naraka
Lari ikam ka sisi alam
Kalu kada lari kusumpahi
Ah, balunta
Barakat Laa ilaaha Illallah
Muhammadarrasulullah
(Sunarti dkk, 1978:180)

Sumpah Sarapah di atas dibacakan sebagai sarana magis untuk mengusir hantu kuyang. Hantu kuyang ini harus segera diusir, karena jika tidak bisa membahayakan keselamatan jiwa wanita yang sedang melakukan persalinan (darahnya akan habis diisap oleh hantu kuyang. Sumpah sarapah di atas dibacakan secara berulang-ulang dengan hitungan ganjil 3,5,7 dst).
Modus operandi pengusirannya yang sudah lajim dilakukan oleh para dukun beranak (bahasa Banjar : bidan kampung), adalah dengan cara menyebut-nyebut nama hantu kuyang yang bersangkutan (Ah Balunta). Konon, Ah Balunta (dan para hantu jahat lainnya) sangat takut kepada manusia yang mengetahui asal-asul kejadiannya atau riwayat penciptaannya.
Pengetahuan manusia (dukun beranak) tentang asal-usul kejadian atau riwayat penciptaan Ah Balunta disimbolkan secara semiotik melalui penyebutan nama aslinya yang terdaftar di lauhul mahfuz, dan penyebutan asal-usul kejadiannya atau riwayat penciptaannya, yakni sebagai makhluk yang diciptakan Allah Swt dari keripik api neraka yang membara (aku tahu asal ikam, ikam karak kuriping api naraka).

SUMPAH SARAPAH PENGUSIR HANTU KUYANG (4)

Bismillaa hirrahmaa nirrahiim
Sambillullah sambillulang
Kuandak di bawah garubak
Ka situ ikam kuyang
Kadampap lawan hintalu tambuk
Barakat Laa ilaaha Illallah
Muhammadarrasulullah
(Sunarti dkk, 1978:181)

Sumpah Sarapah di atas dibacakan sebagai sarana magis untuk mengusir hantu kuyang. Hantu kuyang ini harus segera diusir, karena jika tidak bisa membahayakan keselamatan jiwa wanita yang sedang melakukan persalinan (darahnya akan habis diisap oleh hantu kuyang). Sumpah sarapah di atas dibacakan secara berulang-ulang dengan hitungan ganjil 3,5,7 dst).
Modus operandi pengusirannya yang sudah lajim dilakukan oleh para dukun beranak (bahasa Banjar : bidan kampung), adalah dengan cara melemparinya dengan telur busuk yang sebelumnya telah disemayamkan di bawah kolong gerobak sapi. Hehehe, rupa-rupanya hantu kuyang takut juga dengan telur busuk (bahasa Banjar : hintalu tambuk).

BAHAN BACAAN
Ganie, Tajuddin Noor. 2001. Sekilas Tentang Mantra Banjar. Banjarmasin : SKH Barito Post, Sabtu 1 September 2001, halaman 4.
Ismail dkk, Abdurrachman. 1993. Fungsi Mantra Dalam Masyarakat Banjar. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa . Cetakan I
Mudjahiddin S, A. 1989. Sajak Sajak Bahasa Banjar. Banjarmasin : Tabloid Wanyi. Edisi Minggu, 16 Oktober 1999, halaman ix.
Sunarti dkk. 1978. Sastra Lisan Banjar. Jakarta : Pusat Bahasa. Cetakan I

Tidak ada komentar: