Senin, 23 Mei 2016

Biography, Books, Fahrurraji Asmuni, Hemat, Non Fiction, Review 2014

Syekh Abdul Hamid Abulung: Korban Politik Penguasa Review

syekh_abdul_hamid_abulung_korban_politik_penguasa_by_fahrurraji_asmuni

Title: Syekh Abdul Hamid Abulung: Korban Politik Penguasa | Author: Fahrurraji Asmuni, S. Pd, MM.| Edition language: Indonesian | Publisher: Hemat| Edition: 2nd Edition, April 2014 | Page: 80 pages | Status: Owned Book (given by the author) | Date received: 6 September 2013 |  My rating: 3 of 5 stars
***
Sinopsis:
Di hadapan raja, Datu Abulung mengatakan bahwa beliau tidak dapat dibinasakan dengan alat apapun dan jika raja membinasakannya haruslah dengan senjata yang berada di dinding rumah beliau dan menancapkan ke dalam daerah lingkaran yang beliau tunjkkan yaitu di belikat beliau. Beliau berpesan, “jika darah yang keluar dari tubuhku berwarna merah, maka aku dan ajaranku yang salah, tetapi jika darah yang keluar dari tubuhku nanti berwarna putih, maka aku berada dalam kebenaran. Setelah berkata demikian, Datu Abulung shalat dua raka’at, ketika beliau shalat itulah senjata tersebut ditusukkan di tempat yang sudah beliau tunjukkan, maka memancarlah darah segar berwarna putih. Namun yang sangat aneh dan mengagumkan adalah bahwa dari ceceran darah segar Datu Abulung tertulis kalimat “Laa Ilaaha Ilallah Muhammadur Rasulullah”. Suasana jadi hening, hadirin bungkam menyaksikan kepergian Datu Abulung ke alam sejati.
Buku kedua hasil dapat gratisan dari guru saya. Cerita lengkap gratisan-nya bisa dilihat di review buku pertama di sini :D
Setelah membaca sinopsis di atas, tidak heran mengapa diantara 36 Datu yang ada di buku Datu-datu Terkenal Kalimantan Selatan, Syekh Abdul Hamid Abulung atau Datu Abulung, “dituliskan” bukunya tersendiri.
Datu Abulung yang bernama asli Haji Abdul Hamid hidup dari tahun 1148 – 1203 H. Di buku ini dijelaskan bagaimana beliau mendapat gelar Syekh dan Datu, tapi tidak disebutkan kenapa beliau dikenal dengan nama Datu Abulung.
Membaca buku ini, membuat saya menyadari bahwa bahkan di Kalimantan Selatan pun, yang sebelumnya saya kenal sebagai daerah yang aman dan minim konflik, ternyata pernah terjadi peristiwa yang …. errr…. sangat sulit saya percayai pernah terjadi. Datu Abulung ternyata pernah membuat kesal Sultan jaman dahulu sehingga sang Sultan berusaha menyingkirkan beliau dengan berbagai cara.
Apa yang dilakukan oleh Datu Abulung sehingga membuat Sultan Banjar marah? Well, silakan baca sendiri ceritanya karena menurut saya topik ini sedikit sensitif:)
Buku ini memberikan kesan sebagai pembersihan nama baik bagi Syekh Abdul Hamid dan juga Syekh Muhammad Arsyad. Di buku Datu-datu Terkenal Kalimantan Selatan, disebutkan bahwa Syekh Muhammad Arsyad ikut berperan dalam keputusan hukuman mati bagi Datu Abulung. Di buku ini dijelaskan bukti-bukti bahwa hal tersebut tidak benar.
Typo atau kesalahan ketik di buku ini masih banyak. Tapi, somehow, tidak terlalu mengganggu seperti di buku Datu-datu Terkenal Kalimantan Selatan.  Oh ya, ada satu kata dalam bahasa daerah Kalimantan Selatan (bahasa banjar) yang nyelip di buku ini. Tepatnya ada di halaman 24 di kalimat berikut:
…., apabila salah daripada mereka meninggal dunia, maka yang satu kena memandikannya.
Kata kena dalam kalimat di atas bisa diartikan sebagai nanti dalam bahasa Indonesia. Ngomong-ngomong membaca kalimat di atas langsung mengingatkan saya dengan gaya bicara guru saya yang juga sekaligus si pengarang buku ini. Persis sekali:)
Buku ini tidak hanya menceritakan kisah hidup Datu Abulung, tapi juga hubungan beliau dengan Syekh Muhammad Aryad, ajaran-ajaran beliau, dan keturunan serta pengikut beliau yang masih hidup sampai sekarang. Khusus bagian tentang ajaran-ajaran beliau, membuat saya, untuk sekali lagi menyadari, bahwa tingkat spiritual saya masih sangat jauh.
Overall, buku ini membuat saya menyadari bahwa masih banyak yang tidak saya ketahui tentang daerah dan agama saya sendiri. Kisah yang diceritakan dalam buku ini sangat dekat tapi sekaligus terasa sangat jauh. Membaca kisah hiduh Datu Abulung seperti membaca kisah hidup seorang wali yang nun jauh di seberang pulau. Padahal beliau adalah seorang Syekh yang berperan besar menyebarkan agama Islam di daerah saya sendiri.
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada guru saya yang memberikan buku beliau ini dengan cuma-cuma. Jujur kalau tidak diberi gratis saya mungkin tidak akan membaca buku ini *ditimpuk pakai sendal*.
Buku dengan genre seperti ini bukan my cup of tea. Tapi saya rasa buku ini wajib dibaca oleh orang-orang yang hidupnya jauh dari “dunia pesantren” seperti saya. Terutama untuk orang-orang Kalimantan Selatan. Bangga rasanya mengetahui daerah sendiri ternyata juga pernah mempunyai ulama hebat.
Kalau boleh request, saya harap nanti juga ada buku tentang ulama-ulama dibalik Pesantren Rakha yang ada di daerah Amuntai. Jujur saya tidak tahu apa-apa tentang pesantren tersebut. Padahal pesantrennya dekat sekali dengan rumah saya. *ngesot minder*.
Sama seperti kisah nya yang terasa dekat tapi jauh sekaligus, gaya penulisan buku ini, somehow, terasa lancar dan tidak lancar sekaligus. Saya cukup nyaman dengan gaya penulisannya, tapi typo dan kalimatnya yang terlalu panjang, serta informasi yang kurang lengkap membuat nya terasa tidak nyaman.
Contoh informasi yang kurang lengkap misalnya seperti yang sudah saya jelaskan di atas. Tidak dijelaskan kenapa Syekh Abdul Hamid lebih dikenal dengan nama Datu Abulung, meskipun kenapa beliau mendapat gelar Syekh dan Datu sudah ada.
Kemudian ada juga tentang shalat daim. Memang dijelaskan apa itu shalat daim tapi jujur saya masih bingung tentang shalat daim karena saya rasa ada yang missing dalam penuturannya. Apakah shalat daim itu shalat lima waktu seperti yang disebutkan di awal sub bab ataukah shalat yang setidak-tidaknya dilaksanakan sekali seumur hidup seperti yang disebutkan di akhir sub bab atau dua-duanya benar tergantung pendapat ulama mana yang kita ikuti.
Dan ngomong-ngomong tentang bagaimana keramatnya Datu Abulung yang kebal terhadap berbagai usaha pembunuhan, saya jadi teringat legenda Achilles dari Yunani dan juga cerita fantasi Percy Jackson by Rick Riordan. Mereka hanya sama-sama bisa dibunuh jika dilukai pada titik tertentu di tubuh.
Selain itu juga pembuktian kata-kata Datu Abulung dengan darah merah dan darah putih beliau. Mirip legenda Banyuwangi ya. Sebagai pembuktian apakah si korban bersalah atau tidak. Kalau tidak bersalah maka air sungai akan beraroma wangi.
Mengingat kemiripan-kemiripan ini membuat saya iseng berpikir bagaimana sebuah kejadian bisa memiliki kesamaan seperti itu. Dengan pengecualian kisah Datu Abulung yang saya rasa memang benar-benar terjadi, saya jadi berpikir dari mana ide dari peristiwa yang ada di dalam cerita Achilles atau Banyuwangi itu berasal, apakah memang benar-benar terjadi, hanya khayalan yang tiba-tiba muncul dari kepala pengarang, atau dari cerita mulut ke mulut yang awalnya hanya bersumber dari suatu peristiwa yang benar-benar terjadi tapi karena telah tersebar terciptalah versi masing-masing daerah. Wallahu a’lam.
At last,  3 dari 5 bintang untuk kisah hidup Datu Abulung. Terutama untuk keberhasilannya yang membuat saya ingin lebih banyak lagi membaca buku-buku sejenis ini.
So, I liked it 😀


NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM DONGENG
Pengertian dongeng
            Dongeng adalah suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata,menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lain.Dongeng juga merupakan khayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan secara turun-temurun dari generasi dan ke generasi.Kadang dongeng bisa membawa pendengarannya terhanyut ke dalam dunia fantasi,tergantung cara penyampaian dongeng tersebut dan pesan moral yang disampaikan.Dongeng mempunyai kalimat pembukaan dan penutup yang bersifat klise.Contohnya kisah 1001 malam.
Ø  JENIS -JENIS DONGENG

A. Fabel (dongeng binatang)
Adalah dongeng dimana pelaku atau tokoh utamanya merupakan binatang. Pada dasarnya, dongeng ini biasa di certakan dan bersumber dari kehidupan binatang seperti dongeng si Kancil. Namun, dalam fabel cerita dapat dikembangkan lagi. Seperti dongneg yang saya bacakan Raja Serakah dongeng dikembangkan lebih imaginatif tidak hanya dari keseharian binatang itu sendiri saja. Dalam fabel tokoh tidak semua harus merupakan binatang, tetapi tokoh utamanya harus seekor binatang.





B. Legenda
Adalah dongeng yang berhubungan dengan asal-usultentang terjadinya suatu tempat. Dimana dongeng ini biasa diceritakan dari mulut ke mulut. Biasanya, setelah melihat tempat atau sesuatu yang aneh orang mulai mengembangkannya menjadi legenda. Tidak harus selalu tempat, bisa juga asal-usul nama tempat.
Contohnya: Dongneg Sangkuriang dari Jawa Barat, Malin Kundang,Dongeng Asal-usul Danau Toba, dsb.
C. Mithe
Adalah dongeng yang menceritakan tentang kehidupan mistik. Diman dalam dongeng banyak tedapat unsur sihir atau semacamnya. Nah, dari sini kita tahu bahwa yang termasuk dalam Mithe adalah dongneg mengenaiperi-peri, bidadari, penyihir, Jin. Nah, dalam mithe sendiri cerita keseluruhan dongeng bertemakan kehidupan mistik. Jadi, jika ada sebuah dongneg tokoh utamanya binatang tetapi ada hubungannya dengan kehidupan mistik tidak bisa dikategorikan sebagai mithe kecuali jika tokoh utamanya adalah peri atau semacamnya.

                                                                                                                                                                                        1

D. Sage
Adalah dongeng yang mengandung unsur sejarah misalnya, Dongeng Darmawulan, Terjadinya Kota Majapahit.Dalam sage sendiri suatu fakta dapat dicampur adukkan dari kehidupan nyata dan khayalanseperti, Dongeng Ken Arok dan Ken Dedes.

F. Dongeng Jenaka atau anekdot
Adalah dongeng berisi lelucon yang biasanya bercerita tentang kebodohan, keliguan dari oerilaku seseorang dengan tujuan untuk menghibur orang yang membacanya. Misalnya, Dongeng Pak PandirPak BelalangSi Lebai Malang

G. Dongeng Biasa
Dongeng biasa adalah dongeng yang tokohnya manusia dan biasanya berisi tentang kisah suka duka yang dialami seseorang. Misalnya dongeng Ande-Ande Lumut, Joko Kendil dan lain-lain.

H. Dongeng Berumus
Merupakan dongeng yang strukturnya terdiri dari pengulangan.
dongeng ini ada 3 macam, dongeng bertimbun banyak (cumulative tales), dongeng untu mempermainkan orang (catch tales), dongeng yang tidak ada akhir (endless tales)
I. Epos
Adalah dongeng tentang kepahlawanan. Misalnya, Dongeng Ramayana, Mahabrata.

Ø  TOKOH-TOKOH DONGENG
-          Raja, Ratu, Pangeran, Permaisuri, Dewa, Dewi, ibu tiri, saudara tiri, prajurit, pengawal, putri duyung,dll.
-          Peri, penyihir, bidadari, orang kerdil, kurcaci,dll.
-          Binatang: ikan ajaib, kancil, burung gagak, burung hantu, kuda terbang, kucing bersepatu bot,dll.
-          Kastil, hutan belantara, negeri ajaib,. Kerajaan, danau, laut, samudera, dll..
-          Benda Ajaib: permadani, terbang, lampu ajaib, cincin, cermin ajaib, bola kristal,dll.